Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2018

Kisah Nenek Tua dan Kucing Ajaib

Gambar
Ada seorang nenek tua miskin yang sedang memasak ikan di rumahnya. Ia tinggal sendirian karena semua anaknya telah menikah dan tinggal di lain kota. Ia pun melakukan semua aktivitas sendirian, termasuk memasak. Suatu hari saat menggoreng ikan, seekor kucing masuk ke rumahnya. Kucing itu mengeong-ngeong lapar kepadanya, sementara ikan yang dimasak si Nenek Cuma satu. Nenek juga belum makan. Nenek merasa kasihan kepada kucing kelaparan itu. Ia pun membagi dua ikannya, separuh untuknya dan separuh lagi untuk kucing itu. Si Kucing makan ikan dengan lahap. Si Nenek juga mengizinkan kucing itu tinggal di rumahnya. Ia jadi tinggal berdua dengan kucing itu. Suatu hari, Nenek sakit. Ia tidak mampu lagi berdiri. Tidak ada yang merawatnya. Ia tidak punya siapa-siapa di rumah. Ia hanya bisa terbaring lemah di kasur. Tiba-tiba, Kucing berubah menjadi seorang anak manusia. Kucing itu merawatnya dan selalu memasakkan makanan untuknya. Ternyata, kucing itu adalah kucing ajaib yang bisa berubah menj

Kisah Raja yang Baik Hati

Gambar
Dahulu kala, ada seorang raja yang bijak sana dan baik hati. Ia sangat suka menolong dan membantu rakyatnya yang hidup miskin. Rakyatnya pun hidup makmur dan bahagia. Semua rakyat mencintainya. Suatu hari, datang seorang buruh miskin ke istana. Sang Raja memperbolehkannya masuk. “Raja yang baik hati, tolonglah saya. Anak saya sedang sakit, namun saya tidak punya uang untuk membawanya berobat. Tolonglah berikan kepada saya yang agar saya bisa membawa anak saya berobat.” Tanpa berpikir panjang, Raja memerintahkan pelayannya untuk mengambil uang dan emas untuk diberikan kepada buruh miskin itu. Buruh itupun berterima kasih dan menyalami tangan Raja. Buruh itu berjanji tidak akan melupakan kebaikan hati dan pertolongan Raja. Suatu hari, terjadi perang besar. Kerajaan diserang oleh pasukan kerajaan sebelah. Raja yang baik hati kalah dalam pertarungan itu karena jumlah pasukannya lebih sedikit dibanding jumlah pasukan kerajaan lawan. Harta dan istananya pun dirampas. Ia pun dijadikan buru

Petani Jagung dan Monyet Pencuri

Gambar
Ada seorang petani yang rajin bekerja. Ia memiliki kebun jagung yang sangat luas. Ia sangat rajin merawat dan menyiram tanaman jagungnya. Suatu hari, jagung-jaung itu sudah besar dan ranum. Ia pun berniat untuk memanen jagungnya besok bersama keluarganya. Malamnya, seekor Monyet yang nakal datang ke ladang jagung milik petani. Ia berencana untuk mencuri jagung milik Petani. Ia datang dan mengendap-endap di malam hari, lalu mengambil jagung-jagung Petani dan memakannya. Keesokan harinya, Petani kaget saat melihat ladang jagungnya sudah berantakan dan banyak jagung yang hilang. Petani itu pun sangat sedih. Ia tidak jadi memanen jagungnya. Namun, ia menyusun rencana untuk menangkap hewan yang mencuri di ladang jagungnya. Ia memasang penjerat hewan di setiap tanah di ladang jagungnya. Sehingga jika datang lagi, maka hewan itu akan masuk penjerat. Malamnya, ia tidur di ladang jagung dan bersembunyi. Monyet pencuri datang lagi untuk mencuri jagung-jagung itu. “Beruntungnya aku karena peta

Dongeng Istana Peri

Gambar
Peri Jahat tidak menyukai Peri Baik. Ia menyusun rencana untuk menjatuhkan Peri Baik. Suatu hari, ia menjerit dan berteriak minta tolong. Semua peri datang ke kamarnya dan bertanya apa yang terjadi. “Ada yang mencuri kalungku,” kata Peri Jahat. Ratu Peri lalu mengambil inisiatif untuk menggeledah semua kamar peri. Setelah beberapa waktu, kalung Peri Jahat ditemukan di kamar Peri Baik. Peri Baik, yang tidak merasa mencuri kalung itu, terkejut. Ternyata, semalam, saat Peri Baik tertidur, Peri Jahat masuk ke kamarnya dan meletakkan kalung itu dilaci meja Peri Baik. Ratu Peri menghukum Peri Baik dengan cara menyuruhnya membersihkan semua taman di istana Peri. Peri Baik tidak bisa melawan perintah Ratu Peri. Saat sedang bekerja, seekor tikus tiba-tiba datang ke tengah para peri. “Saya melihat Peri Jahat masuk ke kamar Peri Baik dan meletakkan kalungnya ke dalam laci Peri Baik. Peri Baik tidak bersalah,” kata tikus itu. Seketika Ratu Peri marah. Karena ulah jahatnya, Peri Jahat diusir dar

Kisah Burung-Burung Gereja

Gambar
Seekor burung gereja terlihat mengumpulkan biji-bijian dari hutan. Seekor Monyet mentertawakan perbuatan mereka yang mengumpulkan biji-bijian. “Untuk apa kau mengambil biji-bijian? Bukankah disini banyak buah yang bisa kau makan? Pantas saja tubuhmu kurus dan kecil, karena hanya memakan biji-bijian itu,” kata Monyet. Burung Geraja hanya diam. Ia terbang meninggalkan si Monyet sambil membawa biji-bijian yang dikumpulkannya. Suatu hari, terjadi banjir besar di hutan. Semua pohon tumbang dan tidak ada yang berbuah. Banyak hewan yang kelaparan dan melarikan diri ke bukit yang lebih tinggi. Begitu juga si Monyet. Di bukit ia bertemu dengan Burung Gereja.  “Hai, Burung Gereja, kau mempunyai sayap dan bisa terbang. Tolong lihat dari atas dimana ada tempat yang ada buah-buahannya. Aku kelaparan dan tidak ada pohon buah lagi disni,” kata si Monyet. “Ikuti aku,” kata Burung Gereja. Si Monyet mengikutinya. Akhirnya, mereka sampai di tempat Burung Gereja. Si Monyet kagum dan takjub melihat ada

Kisah Petani dan Burung Camar

Gambar
Seorang petani miskin tinggal sendirian di rumah kecilnya. Saat musim hujan datang, ia kelaparan dan berniat keluar rumah untuk mencari makan. Saat membuka pintu, ia melihat sebutir telur burung berada di depan rumahnya. Ia mengambil telur itu dan membungkusnya dengan selimut, lalu diletakkan disamping perapian. Lama-kelamaan, telur itu pecah dan dari dalamnya keluar seekor anak burung camar. Si Petani merawat burung camar itu dengan penuh perhatian dan kasih sayang. Ketika burung camar itu besar, Petani sadar bahwa ia tidak bisa selamanya bersama burung camar itu. Ia pun melepaskannya. Pada hari yang lain, petani miskin ini sakit dan tidak bisa mencari makan. Ia kelaparan dan tidak ada yang merawatnya. Tiba-tiba terdengar suara pintu rumahnya diketuk seseorang. Sang Petani membuka pintu rumahnya. Dia terkejut, ternyata yang mengetuknya adalah burung camar dengan membawa beberapa biji apel. “Kenapa kau datang kembali, Burung Camar? Kukira kau sudah melupakanku,” kata si Petani. Buru

Asal Mula Rumah Siput

Gambar
Dahulu sebelum Siput memiliki cangkang sendiri, ia hidup dan tinggal di sarang burung. Ia merasa nyaman tinggal disana karena dedaunan pohon menutupi tubuhnya dari basah saat hujan dan dari panas saat siang. Namun, ketika musim gugur tiba, daun-daun itu berjatuhan dan layu. Saat hujan dan panas tidak ada lagi yang melindungi tubuhnya. Siput akhirnya mencari tempat tinggal yang lain. Ia melihat sebuah lubang di pohon dan memutuskan untuk tinggal disana. Ia merasa lebih aman karena tidak akan terkena hujan maupun panas.  Suatu ketika, burung pelatuk datang dan mematuk-matuk pohon. Burung itu membuat suara ribut sehingga Siput tidak bisa tidur. Akhirnya, Siput tidak betah tinggal disana dan mencari tempat tinggal lain. Ia tinggal dibalik batu yang besar. Saat hujan deras turun, air tanah tidak bisa menampungnya dan batupun terbenam dengan air dan lumpur. Siput lalu pindah lagi. Ia berjalan jauh dan menemukan sebuah pantai. Ia melihat karang besar yang terdampar di pinggir pantai. Ia pe

Kebun Pisang Si Monyet dan Kura-Kura

Gambar
Suatu hari, Monyet dan Kura-kura sedang bermain di tengah hutan. Tiba-tiba, mereka menemukan beberapa biji pisang di tanah. Si Kura-kura lalu punya ide. “Monyet, mari kita tanam biji-biji pisang ini di kebun kita. Kelak jika pisang ini sudah tumbuh dan besar, kita dapat memanen dan memakannya.”  “Baiklah,” jawab si Monyet. Mereka lalu memungut biji-biji pisang itu dan membawanya ke kebun masing-masing. Kura-kura menanam pisang dan merawat kebunnya dengan rajin. Ia selalu menyiram dan menjaga kebun pisangnya. Sementara, Monyet tidak terlalu memedulikan kebun pisang yang ditanamnya. Sering Monyet lupa menyiram pohon pisangnya, sehingga banyak yang layu dan tidak tumbuh. Suatu hari, Monyet bertemu dengan Kura-kura. Kura-kura bertanya pada Monyet perihal kebun pisang si Monyet. Si Monyet dengan bangganya bercerita kalau kebun pisangnya telah tumbuh subur dan berbuah lebat. Ia berbohong pada Kura-kura. Si Kura-kura pun percaya pada Monyet. “Bagaimana dengan kebun pisangmu?” tanya Monyet.

Kegigihan Sang Pangeran

Gambar
Pangeran disuruh oleh ayahnya untuk mengirimkan surat ke Kerajaan Rawa. Namun, di tengah jalan, ada beberapa orang mengadang jalan sang Pangeran. Karena kalah jumlah, sang Pangeran kalah dan pingsan. Mereka segera meninggalkannya setelah mengambil semua harta yang dibawa sang Pangeran. Saat Pangeran sadar, yang pertama diingatnya adalah surat pemberian dari ayahnya yang ingin ia kirimkan ke Kerajaan Rawa. Ia tidak memikirkan hartanya yang hilang dibawa orang-orang tadi. Ia sangat lega ketika surat itu masih terselip di sakunya. Namun, karena tubuhnya terluka parah dan lemah, ia tidak bisa melanjutkan perjalanan. Ia beristirahat sejenak. Setelah beristirahat beberapa jam, Pangeran pun bangkit dan meneruskan perjalanan. Dengan kondisi tubuh terluka, ia semakin melemah setiap jamnya. Singkat cerita, sang Pangeran sampai di Kerajaan Rawa. Ia berhasil memberikan surat dari ayahnya kepada Raja Rawa. Namun, setelah itu, tubuhnya yang terluka semakin parah. Ia jatuh dan tidak sadarkan diri.

Perkelahian Monyet Karena Tidak Menepati Janji

Gambar
Di pohon yang besar, ada dua ekor monyet sedang memakan buah apel. Sembari makan, mereka berbincang. “Tono, temani aku besok ke sungai. Aku ingin mandi di sungai,” kata Rudi, monyet yang ekornya lebih panjang. “Baiklah, jam berapa kita pergi besok? Aku juga ingin mandi di sungai. Sudah lama aku tidak mandi di sungai,” jawab Tono. “Jam delapan pagi, kita bertemu di sungai,” kata Rudi. “Baiklah.” Tono mengangguk. Mereka saling berjanji untuk mandi di sungai jam delapan pagi. Keesokan harinya, Tono sudah sampai di sungai dan menunggu kedatangan Rudi tepat jam delapan pagi. Namun, sejam berlalu, Rudi belum juga datang. Tono jadi sangat kesal kepada Rudi. Saat itu, seekor buaya menghampirinya. “Ada apa, Tono, kenapa kau terlihat kesal?” tanya Buaya. “Rudi, sahabatku, berjanji untuk bertemu disini jam delapan pagi. Kami ingin sama-sama mandi di sungai. Namun, ia tak kunjung datang,” jawab Tono. “Hmm, kurasa ia tidak akan datang, ini sudah jam sembilan,” kata Buaya. Mendengar kata-kata Bua

Ikan Paus yang Ceroboh

Gambar
Ada seekor Paus di laut yang dikenal teman-temannya sebagai ikan yang ceroboh. Mereka menamainya Paus si Ceroboh. Ia sering ceroboh dalam melakukan suatu hal. Ia sering melakukan kesalahan dalam pekerjaan karena tidak fokus. Banyak yang tidak suka kepadanya karena sikap cerobohnya itu. Suatu hari, kapal nelayan mendekat ke tempat paus yang ceroboh itu tinggal. Paus itu pun merasa was-was dan khawatir. Ia berniat meninggalkan tempat itu sesegera mungkin agar nelayan tidak bisa menemukannya. Ia pun berenang menjauh dengan tergesa-gesa. Namun karena ceroboh dan tidak hati-hati, ia malah terjebak ke dalam jala para nelayan. Paus itu tidak tahu jika ada sebuah jala di depannya. Ia terus saja melihat kebelakang dengan ketakutan. Jala itu pun mengenai badannya. Ia tidak bisa berenang lagi. Para nelayan pun bisa menangkapnya, lalu mengangkat tubuhnya. Nasihat : Berhati-hati dan fokuslah dalam melakukan suatu pekerjaan. Sikap ceroboh akan membuatmu celaka.

Kisah Anak Kecil dan Boneka yang Dibuang

Gambar
Ada seorang anak kecil yang sangat suka bermain boneka. Ia memiliki banyak boneka di kamarnya. Si anak suka sekali membeli boneka baru setia kali pergi berbelanja dengan ibunya. Namun, jika sudah memiliki boneka baru, ia sering tidak mengurus boneka lamanya. Sang Ibu sering menasihati si anak untuk menjaga baik-baik bonekanya. Jika sudah tidak dipakai, boneka-boneka itu dipajang dengan rapi di lemari. Namun, si anak tidak pernah bisa melakukan itu. Bonekanya tetap saja berserakan di lantai. Suatu malam, boneka-boneka itu hidup. Mereka lalu berbicara satu sama lain.  “Aku tidak suka anak ini. Ia selalu menjambak rambutku saat memainkanku. Sekarang karena tidak berguna lagi, ia meletakkanku sembarangan,” kata boneka tua. Boneka yang masih cantik dan baru lalu menjawab, “Aku juga tidak suka kepadanya. Ia sangat kasar kepadaku. Tidak hanya rambutku yang digunting dan ditarik sesuka hati, sering juga bajuku ditariknya. Hidungku dipencetnya.” Mereka lalu bersama-sama mendekati anak yang t

Cerita Pulpen Ajaib

Gambar
Momo sedang berjalan menuju sekolahnya ketika ia menemukan pulpen jatuh di tengah jalan. Momo pun mengambilnya dan memasukkannya ke tas. Sesampai di sekolah, Momo duduk di bangkunya dan belajar seperti biasa. Momo merasa mengantuk sekali saat Bu Tika mengajar Matematika. Untuk menghilangkan rasa kantuknya, ia mengambil selembar kertas. Ia gunakan pulpen yang didapatnya tadi. Sambil terus memperhatikan Bu Tika, ia menggambar seekor burung. Alangkah terkejutnya Momo ketika apa yang ia gambar dari pulpen itu tiba-tiba saja hidup. Burung yang digambarnya terbang di atasnya.  Ia penasaran dan menggambar sebuah boneka beruang. Selesai menggambar, sebuah boneka beruang pun ada di atas mejanya. Momo merasa sangat senang dan semakin penasaran. Ia pun menggambar banyak sehingga lupa kalau masih di dalam kelas. Bu Tika melihatnya dan menegurnya. Namun, Momo yang sudah ketagihan menggambar malah menggambar seekor tikus untuk menakuti Bu Tika. Bu Tika pun berlari ke luar kelas akibat ulah Momo.

Raja Serakah dan Akal Cerdik Dermawan Kaya

Gambar
Dahulu kala, ada suatu kerajaan yang dipimpin oleh seorang raja serakah. Ia adalah raja yang kaya, namun ia tidak pernah mau membantu rakyatnya yang kesulitan. Ia justru sering membungakan uang. Ia juga menguasai semua ladang dan sawah milik rakyat. Tidak ada rakyat yang menyukainya. Seorang dermawan kaya dari kampung sebelah mendengar cerita tentang raja yang serakah. Ia pun berpikir untuk mengelabui raja yang serakah itu. Ia berpikir bahwa ia harus menyusun rencana untuk mengambil harta sang raja, lalu membagikannya kepada rakyat. Ia pun menyusun rencana untuk si Raja. Suatu hari, ia datang ke kerajaan dan menghadap Raja. Sebagai orang kaya, ia berpura-pura menawarkan sebuah perhiasan untuk Raja. Sebuah berlian yang sangat indah. Raja pun tertarik membelinya. Ia rela mengeluarkan uang banyak untuk membeli berlian itu.  Kemudian, si orang kaya lalu membagikan uang yang diberikan Raja secara diam-diam kepada rakyat. Akhirnya, setiap hari si orang kaya selalu datang ke istana dan men

Perkelahian Harimau dan Singa

Gambar
Di Hutan yang lebat dan rimbun, seluruh hewan sedang berkumpul dan menyaksikan perkelahian antara Harimau dan Singa. Harimau dan Singa sedang berada di tengah lapangan. Mereka saling bertatapan dan bersiap untuk bertarung. Banyak hewan mengelilingi mereka dan bersemangat untuk melihat pertarungan yang sengit itu. Disekeliling mereka, para hewan saling mengelu-elukan nama jagoan mereka. Ada yang memanggil Singa, ada juga yang memanggil Harimau. Beni si domba yang tidak tahu mengapa Harimau dan Singa berkelahi bertanya kepada si Monyet. “Mengapa Harimau dan Singa berkelahi?” “Harimau dan Singa sama-sama ingin menjadi raja hutan. Mereka ingin adu kekuatan. Siapa yang paling kuat dan memenangkan pertandingan akan menjadi raja hutan,” jelas Monyet. Beni mengangguk paha. Pertarungan pun dimulai. Singa dan Harimau saling mencakar dan menggigit. Penonton terdiam melihat pertarungan hebat itu. Mereka sama-sama kuat dan terlihat seimbang.  Karena ambisi mereka yang kuat untuk menjadi raja hut

Cerita Jono, Anak yang Tinggal di Hutan

Gambar
Jono adalah anak yang tinggal di Hutan. Sejak kecil, ia ditinggalkan orang tuanya di hutan. Ia pun diasuh oleh sepasang monyet. Mereka mengangkat Jono sebagai anak mereka. Hingga besar, Jono berteman dengan hewan-hewan di hutan. Jono pun bisa berbicara dengan mereka. Suatu hari, ada kumpulan pemburu memasuki hutan. Mereka membawa pistol dan senapan untuk berburu di hutan. Seekor Singa tertangkap dan ditembak oleh mereka. Para hewan segera memberitahukan kejadian yang menimpa Singa kepada Jono. Jono pun segera berlari mengejar para pemburu itu. Ia ingin menyelamatkan Singa yang tertangkap. Jono mengadang para pemburu itu dengan beraninya. Mereka semua langsung mengarahkan senjatanya pada Jono.  “Jangan bawa Singa! Dia temanku!” kata Jono. “Siapa kau? Kami akan membawanya. Kami akan menjualnya di Kota!” kata salah satu pemburu. Mendengar itu, Jono langsung marah. Ia menghajar para pemburu untuk memberi mereka pelajaran. Para pemburu menjadi ketakutan dan lari. Singa pun akhirnya lepas

Ibu dan Anaknya yang Durhaka

Gambar
Alkisah, dahulu hiduplah keluarga miskin di suatu desa. Mereka bekerja sebagai buruh tani. Mereka memiliki seorang anak yang bernama Jaka. Jaka adalah anak yang nakal dan sering membentak ibunya. Ia adalah anak yang manja. Jika keinginannya tidak dituruti, ia akan marah dan membentak ibunya. Suatu hari, Jaka ingin sekali memakan ayam. Ia pun meminta ayam kepada Ibunya. Namun karena saat itu belum punya uang, sang Ibu menyuruh Jaka untuk bersabar menunggu sang Ayah pulang. Siapa tahu sang Ayah akan membawa uang. Namun, Jaka yang nakal tidak mau mendengarkan perkataan sang Ibu. Ia malah marah-marah membentak ibunya. “Aku lapar. Sekarang juga aku ingin makan Ayam. Si Ibu pun sedih dan tidak tahu harus berbuat apa. Ia merasa sakit hati karena anaknya membentak dan menyuruhnya seperti itu. Namun, ia hanya diam dan mencoba bersabar. “Dasar miskin! Tidak ada gunanya aku menjadi anak Ibu! Kau tidak bisa memberikan apa yang aku mau. Lebih baik aku menjadi anak ayam daripada menjadi anakmu!”

Kisah Mutiara yang Dibuang

Gambar
Seorang nelayan menemukan kerang di dasar lautan. Di dalamnya terdapat mutiara yang bersinar. Ia sangat senang dan membawa mutiara itu ke rumahnya. Karena miskin, si Nelayan menjual mutiara itu ke toko perhiasan. Ia mendapatkan banyak uang. Oleh si Penjual perhiasan, mutiara itu ditempat menjadi cincin yang indah, lalu disandingkan dengan perhiasan-perhiasan lain di lemari kaca yang mewah. Mutiara itu terlihat bersinar. Tak berselang lama, mutiara itu dibeli oleh seorang saudagar kaya dengan harga yang mahal. Saudagar kaya menyimpan mutiara itu di dalam lemari besi di rumahnya. Suatu hari, keponakan dari saudagar kaya itu datang bermain-main di rumahnya. Saat itu sang saudagar sedang sakit. Ia merasa ajalnya sudah dekat. Karena tidak memiliki anak, ia mewariskan semua hartanya, termasuk mutiara itu, kepada keponakannya. Akhirnya, mutiara itu dipakai oleh sang keponakan. Ia selalu membawanya kemanapun pergi. Semua orang sangat mengagumi mutiara yang dipakainya. Namun, suatu hari, tan

Karang Laut

Gambar
Didasar lautan biru yang luas, hiduplah sekelompok karang laut. Mereka hidup dengan damai dan menjadi tempat tinggal bagi banyak hewan laut. Para hewan sangat menyayangi dan melindungi mereka. Seiring waktu, karang laut tumbuh besar dan semakin berguna bagi ikan-ikan laut. Pada musim hujan yang berkepanjangan, air laut semakin naik. Banyak ikan ketakutan dengan isu banjir karena air laut semakin meluap, angin laut kencang, juga hujan turun tak kunjung reda. “Bagaimana jika banjir terjadi?” kata Nemo si Ikan. “Aku takut kita akan terseret kepermukaan laut. Tubuh kita yang kecil tidak akan bisa menahan pasang air laut. Kita akan terdampar dan terlempar kepinggir laut. Tubuh kita akan terbawa arus air laut ke daratan,” kata seekor anak ikan Paus. Suatu hari, apa yang mereka perbincangkan terjadi. Air laut tiba-tiba pasang dan terjadi badai besar. Ikan-ikan dan hewan laut lain tidak bisa menahan kuatnya arus laut yang menerjang. Air itu menyeret tubuh mereka ke permukaan. Banjir juga te

Cerita Ikan Badut yang Pintar & Udang yang Bodoh

Gambar
Disuatu lautan yang luas, para nelayan sedang memancing ikan. Mereka melempar jala dan kail di dalam laut. Para ikan dari hewan laut berlarian. Mereka menyelamatkan diri karena tidak ingin tertangkap oleh jala para nelayan. Ditengah-tengah pelarian, Ikan Badut bertemu dengan Udang. “Hai Udang, berlarilah menjauh dari tempat ini. Kapal nelayan sedang berada di atas kita. Mereka sedang melempar jala. Kita harus segera pergi dari sini jika tidak ingin tertangkap,” kata Ikan Badut. “Aku tidak ingin berlari. Aku bisa bersembunyi dibalik batu,” jawab Udang. “Jala itu bisa menjeratmu walaupun bersembunyi dibalik batu. Marilah pergi bersamaku,” ucap Ikan Badut lagi. Namun, Udang tidak mau mendengarkan perkataan Ikan Badut. Ia malah memilih untuk bersembunyi dibalik batu besar.  Ikan Badut benar, ternyata jala para nelayan mengenai tubuh Udang. Udang pun tertangkap dan dibawa oleh para nelayan pergi. Nasihat : Dengarkan nasihat orang lain dengan baik. Juga pakailah pikiran dan logika sebelum

Kisah Persahabatan Kucing dan Tikus

Gambar
Pada musim hujan yang dingin, tikus-tikus berkeliaran dari sarangnya untuk mencari makan. Mereka sangat kelaparan karena cuaca dan angin yang dingin. Mereka bersembunyi dibalik tong sampah di depan sebuah restoran. Mereka berharap akan ada sisa-sisa makanan manusia yang dapat mereka makan. Mereka menunggu dengan sabar. Beberapa menit kemudian, seorang pelayan keluar dari restoran. Ia menuju tong sampah sambil membawa kantong plastik besar. Para tikus yang menunggu sedari tadi merasa sangat senang dan bersorak girang. Mereka tidak sabar untuk membuka plastik itu dan mencari makanan di dalamnya. Saat si pelayan restoran sudah pergi, mereka langsung berlari menuju tong sampah. Namun, saat mereka berada dibibir tong sampah, seekor kucing datang menghampiri mereka. “Wahai para tikus, kita bukanlah musuh sekarang. Nenek moyang kita dulu telah membuat perjanjian untuk berdamai. Aku juga sangat lapar dimusim yang dingin ini. Maukah kalian membagi sedikit makanan kepadaku?” Para tikus lalu s

Tas Tua

Gambar
Ada suatu tas yang terletak di dalam lemari. Tas ini adalah tua dan tampilannya tidak menarik. Warnanya juga sudah pudar dan kusam. Dia sudah berabu dan usang, karena sudah lama diletakkan di dalam lemari. Tas ini hanya bisa menikmati harinya di dalam lemari. Ia sangat berharap bisa dipakai lagi oleh pemiliknya. Namun, pemiliknya tak pernah lagi memakainya selama hampir setahun. Ia memerhatikan satu persatu tas baru yang dibeli majikannya. Jika sudah lama dan tidak menarik lagi, tas-tas itu akan dimasukkan ke lemari. Di dalam lemari, mereka akan saling bercerita dan saling menghibur diri. Tas-tas tua itu pun sering juga merindukan saat-saat pertama dulu mereka dibeli dan disayang oleh si pemilik. Dibawa jalann-jalan dan diperkenalkan kepada teman-teman si pemilik tas. “Waktu masih baru, kita sangat beruntung, ya. Kita selalu dibawa jalan-jalan dan dipertunjukkan kepada semua orang.” Kata salah satu tas tua berwarna merah. “Kau benar. Karena itu, harusnya kita tidak menyia-nyiakan ma

Kisah Penyesalan Lemari Tanpa Corak

Gambar
Ada seorang pengerajin lemari yang sangat ahli dan pandai membuat lemari. Banyak orang yang memesan lemari kepadanya. Ia membuat bermacam-macam lemari, mulai yang bercorak sampai yang tidk bercorak. Semua lemarinya terbuat dari kayu jati yang sama. Ada sebuah lemari yang tidak mempunyai corak. Tidak ada yang suka kepadanya.  Setiap calon pembeli yang datang, tidak ada yang mau membeli lemari itu. Padahal, lemari tanpa corak itu memeiliki kualitas yang sama dengan lemari lainnya. Mereka sama-sama terbuat dari kayu jati yang kuat. Si Lemari tanpa corak pun merasa sedih. Hingga suatu hari, seorang nenek tua datang dan ingin membeli lemari. Namun ia tak punya uang yang cukup untuk membeli lemari yang bagus. Lalu, si penjual menawarkan lemari tanpa corak dengan harga yang murah. Si Nenek pun membeli lemari itu. Lemari tanpa corak merasa sangat bahagia. Suatu hari, salah satu kenalan nenek datang berkunjung. Ia melihat lemari baru milik si Nenek dan sangat tertarik. Ia pun ingin membeli l

Kisah Piring Plastik dan Piring Kaca

Gambar
Di dalam dapur, terlihat bertumpuk piring plastik dan sebuah piring kaca. Mereka terdengar berbicara satu sama lain. Piring plastik pun memulai pmbicaraan. “Hai, Piring kaca. Sungguh berartinya dirimu. Kau selalu disimpan di lemari dan hanya digunakan saat pesta dan perayaan. Sementara, aku selalu digunakan setiap hari dan sering  dibanting-banting. Aku juga selalu dicuci setiap hari hingga tubuhku menipis dan warnaku pudar,” kata Piring Plastik. Piring kaca pun tersenyum dan menjawab dengan mudah. “Aku mendapatkan perlakuan spesial karena aku dibentuk dan ditempa dengan proses yang keras, dengan api yang sangat panas, aku menjadi seperti ini sekarang karena perjuanganku melewati semua itu. Itulah sebabnya aku berharga dimata manusia.” Piring Plastik segera sadar atas kesalahannya. Ia pun meminta maaf kepada Piring Kaca. Nasihat : Kita menjadi berharga dan berarti tergantung bagaimana kita melewati proses dan perjuangan hidup.