Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2018

Seratus Satu Butir Telur

Gambar
Suatu hari, keluarga tupai sedang berkumpul di atas meja makan. Saat itu musim dingin, sehingga tupai tidak bisa keluar dari rumah. Mereka mengurung diri di rumah dan memakan persediaan makanan yang sudah disiapkan sebelum musim dingin tiba. Namun, malam ini, persediaan makanan mereka tinggal satu butir telur. “Kita tinggal memiliki satu butir telur. Itu tidak akan cukup untuk kita berempat,” kata Ibu Tupai.  “Tidak apa, Ibu. Kita bisa membaginya untuk berempat.” Jawab Ayah Tupai. “Aku lapar sekali, Ibu. Masakkan saja satu telur itu,” kata Anak Tupai. Mendengar itu, Ibu Tupai dengan sedih mengambil satu telur persediaan terakhir mereka. Ia ingin menggoreng telur itu. Tiba-tiba, seseorang mengetuk pintu rumah mereka. Ayah Tupai bergegeas membukakan pintu. Ternyata yang datang adalah seekor Kelinci. “Ada apa, Kelinci?” kata Ayah Tupai. “Aku ingin meminta bantuamu. Anakku sakit karena sudah tidak makan selama dua hari, sedangkan kami sudah tidak punya persediaan makanan lagi. Bolehkah aku

Aisyah yang Memuliakan Tamunya

Gambar
Ada seorang Putri bernama Aisyah. Ia adalah seorang istri yang taat dan setia kepada suaminya. Ia juga selalu mendengarkan perkataan suaminya. Namun, suatu hari, suaminya pulang dengan tangan kosong. Ia tidak membawa apa-apa, sehingga Aisyah tidak bisa membeli belanjaan ke warung untuk memasak. Padahal, mereka belum makan saat itu. Mereka hanya memiliki dua butir telur dan dua cangkir nasi. Aisyah pun memasaknya dan berharap agar itu cukup untuk makan siang. Tiba-tiba, seseorang mengetuk pintu rumah mereka. “Siapa?” tanya Aisyah. “Aku adalah Ilman, sahabat suamimu,” kata tamu itu. Aisyah segera memanggil suaminya dan mempersilahkan tamu itu masuk ke rumah. Kebetulan juga, ia sudah selesai memasak. Mereka pun berbincang lama, hingga suaminya bertanya kepada temannya ini. “Apakah kamu sudah makan?” tanya sang suami. “Belum,” jawab Ilman dengan jujur. “Marilah makan siang bersama kami. Kebetulan istriku sudah selesai memasak,” ajak sang suami. Aisyah menjadi cemas. Ia hanya mempersiapk

Sepotong Roti yang Membawa Rezeki

Gambar
Kemarau panjang melanda. Panen padi para petani pun gagal. Pohon-pohon tidak menghasilkan buah, sumber air juga mengering. Karena kondisi itu, masyarakat lebih banyak mengurung diri di rumah. Mereka hanya punya persediaan makanan seadanya. Melihat keadaan desa tersebut, sang Raja memberikan bantuan berupa air dan roti. Air dan roti itu dijatah sesuai jumlah anggota keluarga. Suatu hari, seorang pengembara datang ke desa itu. Ia merasa kelaparan dan kehausan. Ia lalu mencari warung untuk membeli makanan dan air. Namun, di desa itu tidak ada satu pun warung buka. Karena sudah tidak bisa menahan lapar dan haus, ia mengetuk salah satu pintu rumah. “Ada apa kau datang kemari, orang asing?” tanya pemilik rumah. “Saya adalah pengembara. Saya ingin beristirahat untuk sekedar makan dan minum. Tapi, tampaknya tidak ada yang berjualan. Sudikah kiranya engkau membantu saya memberi sedikit makanan dan minuman,” mohon pengembara itu. Pemilik rumah bimbang. Sebenarnya ia juga belum makan. Jika ia

Kurcaci Pekerja Keras

Gambar
Dahulu kala, hiduplah kawanan kurcaci disuatu hutan. Pekerjaan mereka sehari-hari adalah bertambang dan menempa perhiasan. Mereka lalu menjual hasil tempaannya ke kota. Para kurcaci ini adalah pekerja keras. Suatu hari, seorang manusia datang menghampiri mereka. “Aku ingin membeli seratus perhiasan, tapi kalian harus mengerjakannya dalam waktu sebulan,” kata manusia itu. Para kurcaci segera berunding untuk membahas tawaran manusia tersebut. Selama ini, kurcaci hanya bisa menyelesaikan dua perhiasan dalam satu hari. Jika mereka harus menyelesaikan seratus perhiasan dalam sebulan, itu artinya harus bekerja keras siang dan malam. Setelah menimbang berbagai untung ruginya, mereka setuju mengambil pekerjaan tersebut. Para kurcaci segera bekerja keras siang dan malam. Akhirnya tepat sebulan, si orang kaya itu datang lagi. “Apakah kalian sudah menyelesaikan pesananku?” “Tentu saja. Kami sudah menyiapkan seratus perhiasan,” kata salah satu kurcaci. “Bagus,” kata orang kaya itu, lalu memberika

Cerita dari Istana Kurcaci

Gambar
Mundus adalah Kurcaci yang baik hati. Setelah mendapat banyak buah, Mundus membawa sekantong buah itu ke istana para kurcaci. Erasmus, kurcaci jahat, memperhatikannya sedari tadi. Ia berencana mencuri sekantong buah milik Mundus. Mundus yang kelelahan selama perjalanan memutuskan beristirahat di bawah pohon rindang. Ia tertidur. Saat itulah Erasmus mencuri kantong buah Mundus. Erasmus berlari cepat ke istana. Saat Mundus bangun, ia tak menemukan kantong buahnya. Ia sangat sedih dan kesal. “Hei, Mundus, kenapa kau tidak membawa apa-apa dari hutan?” ejek Erasmus saat melihat Mundus datang tanpa membawa apa-apa. “Aku tadi membawa sekantong buah. Namun saat tertidur, seseorang mencuri kantong buahku,” kata Mundus polos. “Hahaha! Lihatlah aku. Aku mendapat buah sangat banyak,” kata Erasmus sombong. Peri hutan yang mendengar ucapan Erasmus segera mengubah isi kantong buah curian itu menjadi buah-buahan yang busuk dan berulat. “Mari kita buka di tengah lapangan. Aku sudah mengumpulkan semu

Kisah Kucing yang Mandiri

Gambar
Suatu hari, seekor Kucing hamil dan beristirahat di pinggir rumah. Saat itu, seekor bebek lewat dan menyapa. “Hai, Kucing, apa yang sedang kau lakukan?” “Aku sedang merasakan sakit dalam perutku. Kurasa tidak lama lagi aku akan melahirkan,” jawab Kucing. “Oh, benarkah? Apa yang bisa kulakukan untukmu?” tanya Bebek. “Tidak perlu, Bebek. Aku biasanya mengurus persalinanku sendiri,” jawab Kucing. Ternyata si Kucing benar. Tak berapa lama, Kucing melahirkan anak-anaknya. Bayi-bayi kucing yang merahpun menangis dan meronta-ronta. Bebek sangat senang melihatnya. Setelah melahirkan, ia menjilati dan membersihkan anak-anaknya. Bebek terkesima dengan apaa yang dilakukan Kucing. Kucing terlihat sangat mandiri. Kucing bisa mengurus dirinya sendiri. Bayi-bayinya pun terlihat bersih. Nasihat : Jadilah anak mandiri dan jangan suka menyusahkan orang lain.

Kesabaran Lebah Madu

Gambar
Seekor Merpati di dahan pohon. Ia melihat sekelompok lebah sedang membawa madu. “Apakah kalian ingin membuat sarang di pohon ini?” tanya Merpati. “Iya, kami akan membuat sarang disini,” jawab Lebah Madu. “Apakah kalian tidak takut? Disini kan dekat dengan perumahan manusia. Suatu hari nanti, mereka bisa saja mengambil madu kalian dan menghancurkan sarang kalian,” kata Merpati. “Sebetulnya kami takut, Merpati. Tapi, kami merasa pohon ini sangat cocok untuk menjadi sarang kami. Jika suatu hari nanti manusia datang, kami hanya bisa pasrah. Semoga madu yang mereka ambil dari kami berguna untuk mereka,” jawab Lebah Madu. Merpati pun mengerti dan kagum pada kesabaran Lebah Madu. Beberapa bulan setelahnya, sarang Lebah Madu telah membesar. Di dalamnya ada banyak sekali madu. Saat itu lah seseorang mendatangi sarang Lebah Madu. Dia membakar kayu di bawah pohon, sehingga para Lebah Madu pusing. Para lebah berlarian meninggalkan sarangnya. Ternyata orang itu mengambil madu para Lebah. “Jangan

Ketabahan Putri Aisyah

Gambar
Disuatu rumah, hiduplah tiga orang putri. Namanya adalah putri Siti, putri Ranum, dan putri Aisyah. Putri Siti dan putri Ranum adalah putri yang cerewet dan suka mengatur. Mereka adalah kakak-kakak dari putri Aisyah. Putri Aisyah adalah yang terkecil. Setiap hari, pekerjaannya membereskan rumah. Mulai mencuci, memasak, menggosok, menyapu, dan mengepel, semua dikerjakan putri Aisyah. “Aisyah cepat cucikan bajuku ini. Sore ini bajuku harus kering karena akan kupakai untuk makan malam bersama temanku,” kata putri Siti. “Bajuku yang ini juga tolong cucikan, ya. Aku mau memakainya untuk pergi malam ini.” Putri Ranum menimpal. “Baiklah,” kata Putri Aisyah. Ia pun pergi ke sungai untuk mencuci baju. Disaat sedang mencuci, tiba-tiba seekor buaya mendekat. Ia pun terkejut dan ketakutan. “Jangan takut, putri Aisyah. Aku tidak akan menyakitimu,” kata si Buaya. “Siapa kau?” tanya putri Aisyah gemetaran. “Aku adalah buaya penghuni sungai ini. Aku tahu bagaimana kau diperlakukan oleh kedua kakakmu s

Cerita Kucing, Tikus, dan Beruang

Gambar
Dahulu, Kucing dan Tikus selalu saja bertengkar. Kucing selalu ingin menangkap Tikus. Jadinya, Tikus sangat takut kepada Kucing. Sekarang, Kucing dan Tikus berteman. Mereka sudah berjanji untuk bersahabat sejak kejadian Tikus menolong Kucing. Begini ceritanya. Suatu hari, seekor Kucing berhasil menangkap Ikan di sungai. Ia ingin membawa pulang ikan itu. Tiba-tiba, Beruang datang. “Berikan kepadaku ikan yang kau tangkap!” “Tidak, aku yang menangkap ikan ini. Ikan ini milikku,” kata Kucing. Mendengar jawaban Kucing, Beruang marah. “Jika tidak kau berikan, kau yang akan kumakan,” kata Beruang. Melihat tubuh beruang yang lebih besar dan tinggi, Kucing ketakutan. Walaupun Kucing adalah musuhnya, Tikus tidak tega melihatnya. Dengan cepat, si Tikus berlari dan memanggil Singa si Raja Hutan. “Apa yang kalian permasalahkan disini?” tanya Singa. “Aku mendapatkan ikan, namun Beruang ingin merampasnya,” jelas Kucing. Singa mengangguk mengerti. “Kau tidak boleh begitu, Beruang. Ikan itu milik Ku

Laba-Laba yang Disiplin

Gambar
Seekor Laba-laba terlihat sedang membuat rumah. Ia pun memintal satu persatu benang yang dijalinnya menjadi rumah. Ia mengerjakannya dengan serius dan hati-hati, juga dengan kedisiplinan yang tinggi. Saat itu, cecak lewat dan memperhatikannya. “Apa yang kamu lakukan, Laba-laba?” tanya Cicak. “Aku sedang membangun rumahku,” jawab Laba-laba. “Apa kamu bisa membangunnya sendirian? Apa kamu perlu bantuan?” tawar Cicak. “Aku bisa membangunnya sendiri. Terima kasih,” jawab Laba-laba. Setelah sarangnya selesai, Laba-laba puas memandang rumah barunya. Laba-laba mengerjakan rumahnya dengan kerja keras dan disiplin. Ia pun puas dengan hasil kerjanya. Sarang inilah yang akan ditempatinya untuk tidur dan juga menangkap mangsa. Nasihat : Jadilah anak yang suka kerja keras dan disiplin. Segala yang kamu kerjakan dengan kerja keras dan disiplin tentu hasilnya akan memuaskan.

Saudagar Kaya yang Pelit

Gambar
Dahulu kala, ada seorang saudagar kaya yang sangat pelit. Kekayaannya tersebar dimana-mana. Rumahnya besar dan hartanya banyak. Namun, ia sangat pelit. Ia tidak mau membantu orang yang sulit dan tidak pernah bersedekah. Pekerjaannya sehari-hari adalah berdagang perabot rumah tangga. Ia sering berbelanja ke kota dan di jual di kampungnya. Karena pelit, tidak ada seorang pun yang suka padanya. Suatu hari, ia pergi ke kota untuk belanaj perabot. Ia pun meninggalkan rumahnya dan menguncinya rapat. Ternyata, ia lupa mematikan sekring listriknya. Saat di kota, seseorang menelponnya. Ia sangat terkejut dan kaget ketika ia tahu rumahnya kebakaran. Api berusaha dipadamkan, namun harta dan perabotnya sudah tidak bisa diselamatkan. Semuanya ludes terbakar. Rumah, perabot, dan hartanya habis di telan si jago merah. Ia pun langsung pulang dan menangis melihat rumahnya. Akhirnya, ia jatuh miskin. Nasihat : Saat kamu punya banyak, bagilah kepada orang yang tidak punya. Janganlah menjadi orang yang

Kisah Dudu Anak yang Baik Hati

Gambar
Dudu adalah anak yang dikenal baik hati. Ia sering menolong temannya yang kesulitan dan juga ramah pada semua orang. Ia juga sangat suka belajar dan rajin ke sekolah. Cita-citanya ingin menjelajahi seluruh kota di dunia.  Suatu hari, ia pulang sekolah sendirian. Saat itu, ia bertemu dengan seorang peri. Peri itu memberikan sebuah tas untuknya. “Bawalah tas ini bersamamu. Kau adalah anak yang baik hati. Aku ingin memberikan hadiah untukmu,” kata Peri tersebut. “Terima kasih, Peri,” ucap Dudu. Anak itu pun membawa tas yang diberikan si Peri. Saat sampai di rumah, ia membuka tas tersebut. Ia terkejut karena ada banyak buku pelajaran di dalamnya. Ia pun mengambil satu persatu buku itu dan membacanya. Dan ajaib, setiap membuka sebuah buku, maka ia akan masuk ke buku itu. Buku yang diberikan si Peri adalah buku tentang menjelajah dunia. Si Anak pun merasa sangat beruntung karena bisa berkeliling dunia dengan membaca buku-buku pemberian si Peri. Ia pun semakin rajin dan giat belajar. Nasih

Kisah Seekor Anjing dan Ibu Tua di Jalan

Gambar
Seekor Anjing kurus berjalan terseok-seok. Tampaknya ia sedang sakit. Dulu ia adalah anjing yang gagah perkasa. Ia sering digunakan polisi untuk melacak keberadaan pencuri. Dulunya ia sangat terkenal dan disayang banyak orang. Namun, setelah tua dan penyakitan, pemiliknya membuangnya. Pemilik anjing itu tidak mau  lagi merawat dan memberinya makan. Sumua jasanya menangkap pencuri dilupakan begitu saja. Suatu hari, anjing itu kelaparan. Semua manusia menjauh darinya. Ia pun hanya bisa meringkuk disamping tong sampah. Tidak ada yang mau memberinya makanan. Seorang ibu tua tiba-tiba lewat dan membuang sampah. Ia melihat si Anjing. Ia kasihan kepada anjing itu dan membawanya pulang. Ia berikan susu dan makanan, juga memandikannya hingga bersih. Ia rawat anjing itu penuh kasih sayang. Suatu hari, segerombolan pencuri memasuki rumah ibu tua itu. Si anjing mendengar langkah pencuri itu, lalu menggonggong. Para pencuri sudah masuk ke rumah. Si anjing berusaha sekuat tenaga menghalau mereka.