Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2018

Pangeran Cilik yang Usil

Gambar
Pada kesempatan kali ini, cerita anak akan berkisah mengenai dongeng anak yang menarik pastinya, yuk kita simak ya cerita anak tentang Pangeran Cilik yang Usil.. Suatu hari, raja hendak pergi berburu, sekaligus mengajari Pangeran Cilik berburu di hutan. Pangeran Cilik merasa sangat senang dan bersemangat. Raja dan Pangeran Cilik, serta rombongan pun pergi ke hutan. Setelah Iama berjalan, akhirnya raja melihat seekor rusa yang sedang merumput. “Wah, ada buruan,” ucap raja sambil menyiapkan busurnya. Di belakang raja, Pangeran Cilik pun melihat rusa itu. la ingin memanahnya. “Ayah, biar aku saja yang memanah,” pinta Pangeran Cilik. “Tidak, anakku. ini tangkapan besar Biar aku yang memanahnya,” tolak raja. Pangeran Cilik merasa kecewa. Ia sangat ingin memanah rusa itu. Olala, tanpa sepengetahuan raja, Pangeran Cilik menarik busur dan mengarahkannya ke rusa. Hup!!! Anak panah dilepaskan dari busurnya. Tapi sayang, bidikan Pangeran Cilik meleset dan tidak mengenai rusa. Rusa yang menyadari

Gajah dan Semut

Gambar
Matahari siang itu bersinar amat terik. Para koloni semut memilih untuk tinggal di rumah. Mereka ingin bersantai sambil menikmati persediaan makanan. Tiba-tiba, bumi terasa seperti bergoyang. Koloni semut pun panik. “Gempa bumi! Gempa bumi!!” teriak semua semut. Mereka berbondong-bondong keluar dari sarang mereka yang berada di dalam tanah. Namun begitu keluar, mereka kaget. Rupanya, ada kawanan gajah yang sedang mencari makan di sana. Ya! Tadi bukan gempa bumi, melainkan ulah gajah-gajah itu. Melihat hal itu, ketua koloni semut marah. “Hai, Gajah. Pergilah dari sini! lni daerah kami!" seru ketua koloni semut. “Hahaha! Apa kau bercanda, Semut Kecil? Hutan ini milik umum, jadi siapa pun boleh ke sini,” jawab ketua kawanan gajah. “Tapi, kami lebih dulu tinggal di tempat ini!" balas ketua koloni semut. Namun, kawanan gajah tak peduli. Mereka menganggap semut hanyalah binatang kecil. Kawanan gajah pun melanjutkan makan. Mereka bahkan tak segan-segan sampai menghancurkan rumah

Semut dan Angin

Gambar
Semut baru saja selesai membuat rumahnya di puncak pohon. Ia merasa senang dan puas dengan rumahnya. “Akhirnya selesai juga. Siapa bilang, semut tak boleh membuat rumah di puncak pohon” ucap Semut dengan sombong. Semut memang sengaja membuat rumah di puncak pohon. Hal itu bermula dari kawanan Gajah yang datang ke hutan. Ya, rumahnya hancur karena diinjak Gajah. Agar rumahnya tak dirusak Gajah Iagi, Semut membangun rumah di puncak pohon. Sebenarnya kawanan semut sudah melarangnya membangun rumah di sana. Angin sedang bertiup kencang. Percuma membangun rumah di sana, karena rumahnya bisa terbawa angin. Tapi, Semut tak peduli. Keputusannya sudah bulat, ia tak ingin rumahnya hancur diinjak Gajah lagi. Saat Semut hendak beristirahat di rumahnya, tiba-tiba angin kencang berhembus. Wusssss!!! Olala, rumah Semut terbawa angin dan hancur seketika. Semut merasa sangat kesal. Ia pun kembali membangun rumahnya. Sebelum petang, rumahnya sudah seIesai. Tapi ia takut, jikalau angin kembali menerbangk

Monyet yang Serakah

Gambar
Suatu hari, Kura-kura pergi mencari makanan di hutan. Ia ingin memakan buah yang manis, dan buah-buah yang manis hanya ada di hutan. Tiba-tiba dari arah berlawanan, semua binatang berlari sangat cepat. Mereka tampak ketakutan. Kura-kura bingung. Ia pun mencegah Monyet, dan menanyakan apa yang terjadi. “Apa yang terjadi, Monyet? Mengapa semua binatang berlari sangat kencang?” tanya Kura-kura. “Ada pemburu, Kura-kura. Ayo, cepat lari! Nanti kau tertangkap!" kata Monyet, panik. Kura-kura pun berbalik arah hendak pulang ke rumah. Namun... Hap!!! Olala, Kura-kura tertangkap oleh pemburu. Pemburu pun membawa Kura-kura pulang. Sesampainya di rumah, Kura-kura dimasukkan ke dalam kandang. Kakinya diikat, dan ia diberi banyak makanan. “Makanlah yang banyak, Kura-kura. Agar dagingmu banyak, dan keluargaku kenyang memakanmu," pikir pemburu. Sebenarnya Kura-kura masih takut dan bingung. Namun karena ia sudah sangat Iapar,  ia pun memakan makanan itu. Tak Iama setelah itu, Monyet datang me

Kejujuran Pangeran

Gambar
Suatu ketika, hidup seorang raja yang bijaksana. Ia memiliki seorang putri yang cantik jelita. Sudah saatnya bagi putri itu untuk menikah. Tapi, raja masih bingung. Ia ingin menikahkan putrinya dengan pangeran yang jujur. “Aku ingin putriku mendapatkan pangeran yang jujur sehingga kelak pangeran itu bisa menggantikanku menjadi raja. Penduduk di negeri ini pun akan tetap hidup makmur” ucap raja kepada pengawal. “Saya mempunyai ide, Baginda Raja. Kita adakan sayembara kejuiuran. Barang siapa yang dapat memenuhi sayembara kejujuran itu, dialah yang menjadi suami sang putri," saran pengawal. Raja setuju. la pun menyuruh pengawal untuk menyebarkan sayembara ke penjuru negeri dan ke kerajaan-kerajaan lainnya. Hari pelaksanaan sayembara pun tiba. Semua pangeran dan pemuda yang ingin mengikuti sayembara, telah berkumpul di halaman istana. “Sayembara ini diadakan untuk mencari suami bagi putriku. Selain itu, suami putriku kelak akan menggantikanku menjadi raja,” ucap raja. Semua yang datan

Akibat tidak sabar

Gambar
Setelah kemarin kita berbagi cerita anak mengenai buah manggis yang bersedih, kali ini kita akan ceritakan dongeng anak kisah anak musang yang kurang bersabar, yuk kita simak ... Anak Musang baru terbangun dari tidurnya. Perutnya Keroncongan, menandakan ia lapar.  Ia pun segera mencari makanan di dapur. Namun, ia tidak menemukan apa pun disana. Sementara itu, Ayah Musang sedang duduk diam di samping rumah.  “Ayah, kenapa tak ada makanan? Aku sangat lapar,” rengek Anak Musang setelah menghampiri ayahnya. “Penduduk di kampung sedang berkeliaran memburu kawanan kita, anakku. Kemarin ada yang melakukan buruan besar-besaran, jadi Ayah tak berani keluar. Ayah takut diburu mereka”, Jawab Ayah Musang. “Lalu bagaimana, Ayah? Aku sudah sangat lapar,  balas Anak Musang. Ayah Musang pun berpikir. “Bagaimana jika kita memancing di sungai? Itu jauh lebih aman, daripada memburu ayam di perkampungan”. Anak Musang terlihat malas. Daging ikan tak seenak daging ayam. Belum lagi, ia harus menunggu lama

Buah Manggis sedang bersedih

Gambar
Di sebuah pohon manggis, terlihat buah manggis sedang bersedih. Sudah beberapa hari ini ia hanya melamun. Hal itu membuat temannya, si buah apel, penasaran. Tak biasanya buah manggis seperti itu. “Kenapa kau terlihat sedih?” tanya buah apel kepada buah manggis. “Aku merasa, aku adalah buah yang paling tak beruntung. Kulitku tak sesegar warna kulit buah Iain. Coba kau lihat jeruk, atau kau sendiri, buah apel. Kalian memiliki warna kulit yang mengagumkan. Hampir semua orang menyukai kalian. Sedangkan aku? Huh! Aku tak suka menjadi buah manggis,” dengus buah manggis, kesal. “Kau hanya belum tahu manfaatmu. Jika kau sudah mengetahuinya, kau pasti akan kaget. Aku pernah dengar bahwa kulit dan buahmu itu bermanfaat bagi orang. Bahkan, daun mu juga bermanfaat,” balas buah apel. “Benarkah itu?" tanya buah manggis, tak percaya. “Benar  orang-orang sering mencarimu. Buahmu bisa menyembuhkan berbagai penyakit. Kulitmu juga bisa menjadi obat kanker" jawab buah apel. Seketika, buah man

Impian Kura-Kura

Gambar
Di sebuah danau, hiduplah seekor kura-kura. ia selalu berada di sana, dan tak pernah pergi ke mana pun. Suatu sore, Kura-kura duduk sendiri di sebuah batu tepi danau. Ia menikmati udara sore yang cerah.Tiba-tiba, seekor kupu-kupu terbang meilintas. Kupu-kupu itu sangat anggun, berpindah dari satu bunga ke bunga Iain. “Alangkah indahnya kupu-kupu itu. Andai aku bisa seindah Kupu-kupu,” gumam Kura-kura. Tak Iama kemudian, seekor keilinci lewat dan berlari sangat kencang. ia bisa berlari tanpa menabrak “Wah, hebat sekali Keilinci, bisa berlari sangat kencang. Andai aku bisa seperti Keiinci, pasti aku bisa cepat sampai tujuan. Sayang, aku hanya Kura-kura. Lariku pun lamban,” keluh Kura-kura sambil melihat bayangannya sendiri di air danau. Ia tertunduk sedih. Tiba-tiba, di permukaan air muncul bayangan kawanan burung yang terbang di langit. Kura-kura Iantas melihat ke Iangit. Kawanan burung terbang dengan sangat indah. Mata Kura-kura pun berbinar “Wah, bagusnya kawanan burung itu. Pasti san

Bangau yang licik

Gambar
Di sebuah danau yang kecil, Kepiting hidup damai bersama teman-teman ikannya. Mereka hidup bahagia dan saling menyayangi. Suatu hari, sahabat Iama Kepiting yaitu Bangau, terbang di atas danau. Bangau sedang kelaparan. Sudah tak ada ikan di sungai akibat terlalu banyak sampah. Tanpa sengaja, Bangau melihat Kepiting sedang bercakap-cakap dengan para ikan. Melihat hal itu, muncullah pikiran jahat Bangau. “Hmm, ada makanan enak rupanya,” gumam Bangau, lalu terbang mendekati Kepiting.  “Wah, Kepiting. Kamu tampak bahagia sekali dengan para ikan,” ucap Bangau kepada Kepiting. Kepiting tersenyum, menyetujui ucapan Bangau. Memang benar,  ia hidup bahagia di danau itu. Meski danaunya kecil, tapi ia memiliki banyak teman ikan. Ia pun tak kesepian. “Tapi, danau ini terlalu sempit untuk para ikan. Aku tahu danau yang lebih Iuas. Pasti teman-teman ikanmu akan bahagia di sana,” bujuk Bangau. “Tak perlu. Kami di sini sudah bahagia,” toIak Kepiting. “Tapi, pasti ikan akan lebih bahagia di tempat baru