Bangau yang licik

Di sebuah danau yang kecil, Kepiting hidup damai bersama teman-teman ikannya. Mereka hidup bahagia dan saling menyayangi.

Suatu hari, sahabat Iama Kepiting yaitu Bangau, terbang di atas danau. Bangau sedang kelaparan. Sudah tak ada ikan di sungai akibat terlalu banyak sampah. Tanpa sengaja, Bangau melihat Kepiting sedang bercakap-cakap dengan para ikan. Melihat hal itu, muncullah pikiran jahat Bangau.

“Hmm, ada makanan enak rupanya,” gumam Bangau, lalu terbang mendekati Kepiting. 

“Wah, Kepiting. Kamu tampak bahagia sekali dengan para ikan,” ucap Bangau kepada Kepiting.
Kepiting tersenyum, menyetujui ucapan Bangau. Memang benar,  ia hidup bahagia di danau itu. Meski danaunya kecil, tapi ia memiliki banyak teman ikan. Ia pun tak kesepian.

“Tapi, danau ini terlalu sempit untuk para ikan. Aku tahu danau yang lebih Iuas. Pasti teman-teman ikanmu akan bahagia di sana,” bujuk Bangau.

“Tak perlu. Kami di sini sudah bahagia,” toIak Kepiting.

“Tapi, pasti ikan akan lebih bahagia di tempat baru itu,” hasut Bangau. Kepiting berpikir sejenak.

“Aku akan membantu mereka pindah,” Ianjut Bangau.

“Baiklah, akan aku tanya mereka terlebih dahulu,” ujar Kepiting. 

Kepiting pun pergi menemui ikan. Rupanya para ikan menyambut baik tawaran Bangau. Kepiting segera kembali menemui Bangau dan memberitahukan hal tersebut. Satu per satu ikan masuk ke paruh Bangau, dan mereka dibawa terbang. Setelah semua ikan dibawa Bangau, Kepiting merasa kesepian. 

Kebetulan, Bangau datang kembali ke danau untuk minum. Kepiting pun menanyakan  kabar teman-teman ikannya. Mendapat pertanyaan itu, Bangau gugup. Ia tak bisa meniawab. Apalagi, Kepiting juga meminta Bangau untuk mengantarnya ke tempat ikan.



“Ah! Aku bisa semakin kenyang jika memakan Kepiting,” pikir Bangau.
Bangau pun menyetujui permintaan Kepiting. Ia menggendong Kepiting, dan membawanya terbang. Namun saat mereka terbang, Kepiting melihat tulang ikan yang berserakan di tanah. Ia yakin bahwa itu adalah ikan-ikan temannya.

Kepiting merasa marah karena dibohongi oleh Bangau. Dengan segera, ia mencapit sayap Bangau. Alhasil, Bangau kesakitan dan jatuh. Sayapnya pun patah. Itulah balasan yang setimpal bagi sahabat yang berdusta.

Pesan Moral
Kawan jangan menghianati kepercayaan teman. Jika berhianat teman akan membenci kita.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kebun Pisang Si Monyet dan Kura-Kura

Pengertian Panjat Tebing