Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2018

Mengakali Anak yang Jahat

Gambar
Dahulu kala, hiduplah seorang yang kaya raya. Ia memiliki harta yang banyak. Namun, karena merasa sudah tua, ia membagikan harta warisan kepada anak-anaknya. Sebelum mendapat harta warisan, anak-anaknya berlomba-lomba untuk mencari perhatiannya dan berbuat baik padanya. Tapi, setelah ia membagikan harta warisan, semua anaknya tidak peduli lagi padanya dan malah mengacuhkannya. Ia merasa sangat sedih. Suatu hari, ia bertemu dengan seorang teman. Ia bercerita mengenai kesedihannya. Temannya mempunyai ide. Temannya berpura-pura datang ke rumahnya untuk mengantarkan empat kantung berisi kerikil dan pasir. Temannya itu mengatakan kepada anak-anak si orang kaya bahwa kantung itu berisi emas dan uang. Mengetahui bahwa ayah mereka memiliki emas dan uang yang banyak, mereka kembali mendekati dan memperhatikan ayahnya. Namun, sang Ayah mengatakan bahwa ia tidak akan membagi harta itu lagi sebelum ia meninggal. Akhirnya, suatu hari sang Ayah meninggal. Dengan tidak sabar, anak-anaknya membuka ke

Perkelahian Ayam dan Burung Elang

Gambar
Suatu hari disuatu kandang ayam, ada dua ayam jantan yang sedang berkelahi. Mereka berkelahi dengan serius dan saling mematuk satu sama lain. Hingga akhirnya, salah satu dari mereka kalah dan mundur. Satunya lagi merasa sebagai pemenangnya dan sangat senang. Untuk mengumumkan kemenangannya dan menunjukkan kehebatannya, ia terbang ke atas atap kandang dan meninggikan dadanya. Ia bersuara lantang dan berniat untuk mengumumkan kemenangannya, seekor Elang yang terbang di atas langit melihatnya. Elang itu merasakan si Ayam pemenang sebagai sasaran yang empuk. Ia langsung turun dan dengan cepat menyambar tubuh si Ayam pemenang yang berdiri di atas atap. Ayam itu di bawanya menuju sarangnya untuk dijadikan santapan. Sementara itu, si Ayam kalah melihat kejadian itu. Ia lalu terbang dan berdiri di atas atap dan mengumumkan kemenangannya. Ia menggantikan si Ayam pemenang yang sudah menjadi makanan si burung Elang. Nasihat : Bersikaplah dengan rendah hati. Kesombongan hanya akan menimbulkan mal

Kisah Si Anjing yang Nakal

Gambar
Dahulu, ada seekor Anjing yang nakal. Saking nakalnya, pemiliknya mengikat balok kayu yang besar di lehernya. Tujuannya adalah agar Anjing ini tidak pergi kemana-mana. Juga agar orang yang didekatinya dapat mengetahui keberadaannya saat ia mendekat. Namun, Anjing ini tetap saja nakal. Walaupun sudah diikat dengan balok kayu yang besar, Anjing ini malah bangga.  Ia sering berjalan-jalan keluar dan menunjukkan balok kayunya sehingga dikenal banyak orang. Semua orang yang melihatnya tidak merasa senang kepada Anjing ini. Suatu hari, si Anjing bertemu dengan seekor Anjing lainnya. Anjing itu lalu bertanya kepada si Anjing. “Kenapa kau malah bangga dan senang memperlihatkan dirimu yang diikat dengan balok kayu kepada orang lain? Seharunya kau berada di tempatmu dan tidak mengganggu orang lain. Tidak seharusnya kau bangga dengan balok kayumu itu.” Anjingpun menyadari kesalahannya. Semenjak itu, dia berubah dan menjadi Anjing penurut. Nasihat : Kita tidak seharusnya bangga akan kejahatan y

Monyet dan Unta Peniru

Gambar
Suatu hari, ada suatu perayaan di hutan. Perayaan itu untuk merayakan terpilihnya Singa sebagai raja hutan. Monyet yang pandai menari di suruh maju oleh Singa. Monyet segera meliuk-liukkan badannya dan menghibur semua hewan dengan tariannya yang indah. Semua orang memujinya. Unta merasa iri dan merasa bisa menirukan tarian Monyet. Tanpa disuruh, Unta maju dan menirukan gaya menari Monyet.  Namun, tubuhnya yang besar dan kakinya yang panjang, membuatnya sulit menari. Bahkan, ia menabrak beberapa hewan disekitarnya. Ia junga hampir mengenai hidung Singa. Semua hewan yang ada di sana merasa jengkel pada Unta. Mereka pun mengusir Unta dan membuangnya kepadang gurun. Nasihat : Iri hati akan membuatmu kehilangan sahabat. Lakukanlah sesuatu sesuai kemampuanmu.

Bunga Bangkai

Gambar
Bunga Bangkai hidup bersama bunga-bunga lainnya disebuah taman yang indah. Namun, karena berbau tidak sedap, bunga-bunga lain tidak ada yang mau dekat dengannya. Mosi adalah sahabat dekat Bunga Bangkai. Ia adalah rumput liar yang tumbuh disekitar Bunga Bangkai. Ia yang selalu menemani Bunga Bangkai setiap harinya. Suatu hari, Peri jahat turun dari langit dan memeriksa semua bunga. Ia ingin menghancurkan taman bunga. Ia tidak suka melihat bunga yang cantik dan harum. Maka, ia menebarkan sihir yang membuat semua bunga menjadi layu. Karena Bunga Bangkai berada di sudut serta tidak cantik dan harum, Peri jahat tidak menyihirnya. Peri jahat bahkan tidak ingin mendekatinya karena baunya tidak sedap. Setelah menyihir, Peri Jahat kembali ke langit. Sekarang, taman bunga sudah hancur. Selain Bunga Bangkai, semua bunga sudah layu. Bunga Bangkai merasa sangat sedih. Walau selama ini teman-temannya tidak pernah baik kepadanya, namun ia tetap menyayangi mereka. Ia pun berbicara kepada Mosi, rumput

Kisah Malawi yang Rakus Makan

Gambar
Alkisah disuatu desa, ada seorang anak bernama Malawi. Ia adalah anak satu-satunya dikeluarganya. Ayahnya seorang nelayan. Malawi sangat suka makan, seolah tidak pernah kenyang. Suatu hari, sang Ibu memperingatkannya. “Malawi, jangan kau makan ikan yang ada di atas meja. Itu untuk ayahmu.” Malawi hanya mengangguk. Namun, setelah sang Ibu pergi, ia lalu memakan ikan tersebut. Sang Ayah sangat marah karena tidak ada makanan. Malawi telah menghabiskan semuanya. Malawi meminta maaf dan mengatakan bahwa ia tidak bisa menahan laparnya tadi. Sang Ayah pun memaafkan Malawi. Kemudian, mereka menasihati Malawi agar tidak makan terlalu banyak lagi. Seminggu setelah itu, sang Ayah mendapatkan seekor ikan mas yang besar saat memancing. Sang Ayah sangat senang dan berencana membawa ikan itu untuk dimasak. Namun, ikan itu bersuara. “Jangan bunuh aku. Aku adalah ikan jelmaan. Tolong kasihanilah aku.” Ayah terkejut mendengar suara itu. “Siapakah kau?” “Aku putri yang dikutuk menjadi ikan. Sebab, siap

Raja yang Bijaksana

Gambar
Dahulu kala, ada seorang raja yang bijaksana memimpin disuatu kerajaan. Suatu hari, ada dua orang datang menghadap sang Raja. Mereka sedang bertengkar dan memperdebatkan sesuatu. Mereka menemui Raja untuk menemukan solusi yang mereka perdebatkan. “Ada masalah apa kalian berdua?” tanya Raja. “Dia telah mencuri buah manggaku,” ucap seorang diantara mereka, yang paling tua. Mendengar itu, si Muda langsung ribut. “Aku tidak mengambil mangganya, Raja. Aku berani bersumpah!” “Aku melihat dia mencuri mangga di depan rumahku tengah malam. Tatkala aku memergokinya, ia berhasil lari. Namun, aku mendapatkan salah satu sandalnya. Keesokan harinya, aku pergi mencari si pemilik sandal itu. Ternyata, sandal satunya itu ada di rumahnya. Berarti ia pelakunya!” kata si Tua sedikit emosi. Si Muda langsung mengelak. “Sandal itu ada di halaman rumahku, namun bukan berarti aku pencurinya. Pencuri itu menjebakku dengan meletakkan sandalnya di depan rumahku agar kau menuduh aku sebagai pelakunya!” “Aku tidak

Semut yang Terperangkap di Sumur

Gambar
Semut sedang berjalan-jalan disekitar sumur. Tiba-tiba, angin kencang bertiup membuat semut terjatuh ke dalam sumur. Untung saja ada daun kering yang juga jatuh ke dalam sumur. Semut pun berdiri di atas daun kering itu. Semut bingung bagaimana harus kembali ke atas. ia melihat atas, berharap datang pertolongan. Sembari berharap, ia juga berdoa kepada Tuhan. Tiba-tiba, seekor burung melintas di atas sumur. Ia pun segera menjerit sekeras mungkin. “Tolong!” Tolong selamatkan aku dari sini!” teriak Semut. Si Burung segera mendekati sumur.  “Kenapa kau bisa ada di dalam sana Semut?” “Angin menerbangkan tubuhku ke dalam sumur. Aku ingin ke atas, namun tidak bisa menaiki sumur ini,” kata si Semut. “Baiklah. Aku akan menolongmu,” kata si Burung. Burung pun terbang ke dalam sumur. “Naiklah ke punggungku. Aku akan membawamu terbang ke atas.” “Baiklah,” jawab Semut. Semut pun dengan cepat menaiki punggung si Burung lalu terbang ke atas sumur. “Terima kasih, Burung. Jika suatu hari nanti kau me

Raksasa dan Pangeran Labu

Gambar
Pada zaman dahulu, ada sebuah keluarga miskin yang tinggal dipinggir desa. Keluarga ini belum mempunyai anak. Di dalam hutan, ada raksasa yang dikenal bisa mengabulkan semua permintaan. Karena ingin mempunyai anak, mereka pun datang ketempat raksasa itu. “Aku akan memberikan anak. Tapi, kalian harus menyerahkan anak itu kepadaku setelah usianya dua puluh tahun,” kata Raksasa. “Baiklah, kami sanggup menerima syaratmu,” jawab si Ayah. “Hohoho! Baguslah. Pulanglah kalian sekarang. Dalam perjalanan pulang, kalian akan melihat sebuah labu yang besar di tengah jalan. Ambillah labu itu. Bukalah labu itu di rumah. Kalian akan mendapatkan bayi,” ucap si Raksasa. Raksasa benar, mereka menemukan sebuah labu kuning yang besar di tengah jalan. Sesampai di rumah, mereka membelah labu dan mendapatkan seorang bayi laki-laki kecil. Mereka  menamainya Pangeran Labu. Pangeran Labu tumbuh menjadi pemuda yang kuat dan berani. Banyak orang suka kepadanya karena suka membantu orang lain. Tubuhnya tegap da

Petualangan Peri Tanpa Sayap

Gambar
Disuatu hutan terlarang, hiduplah peri-peri bersama keluarga dan saudaranya. Mereka semua bersayap indah. Namun, ada satu peri buruk rupa yang tidak mempunyai sayap. Karena itu, ia dipanggil sebagai Peri Tanpa Sayap.  Peri Tanpa Sayap cemburu pada peri lainnya karena mereka bisa terbang. Ia juga malu dengan ejekan dan julukan yang diberikan teman-temannya kepadanya. Suatu hari, ia pergi jalan-jalan keluar dari hutan larangan sendirian.  Sebenarnya, para peri dilarang untuk keluar dari hutan. Karena di luar hutan larangan adalah tempat tinggal raksasa dan kurcaci. Peri Tanpa Sayap abai terhadap larangan itu. Ia hanya ingin bertualang. Peri Tanpa Sayap terus berjalan. Setelah beberapa lama, ia merasa lelah dan lapar. Ia melihat sebuah pohon ceri dan berusaha memanjatnya. Ia segera duduk di salah satu dahan sambil memakan buah ceri. Seekor burung datang mendekat. ‘’Hai, Peri. Kenapa kau berada diluar hutan larangan?’’ tanya burung itu. “Aku bosan di hutan larangan. Mereka selalu mengejek

Hadiah Tak Terduga Dari Kakek Tua

Gambar
Pada musim salju yang dingin, seorang anak sedang berusaha menjual korek api miliknya. Namun, tak ada satu orang pun yang mau membeli. Ia terus menunggu selama berjam-jam di bawah salju yang terus turun. Ia merasa kedinginan dan merapatkan jaketnya. Ia melihat kesamping kiri dan kanan, berhadap akan ada seseorang yang mau membeli korek apinya. “Beli korek api,” kata seorang Bapak. Sang anak merasa sangat bahagia. “Berapa, Pak?” “Semua,” jawab Bapak itu. Semua barang dagangannya dibeli oleh Bapak baik hati itu. “Terima kasih, Pak,” ucap si Anak. Setelah menerima uang, si Anak pergi ke Rumah makan terdekat. Ia membeli satu bungkus nasi dan pergi ke pinggir bangunan diseberang jalan. Ia bisa makan disana. Saat membuka bungkus nasi, datanglah seorang kakek tua. Kakek itu tampak kelaparan.  “Kakek lapar?” tanya si Anak. “Iya, nak. Seharian ini belum makan,” jawab Kakek tua itu. “Makan ini saja, Kek,” ucap si Anak dengan ikhlas, lalu menyodorkan nasi bungkus. “Betapa baik hatimu. Sungguh

Kejujuran Mahesa Menjaga Kebun Anggur

Gambar
Ada seorang jutawan yang memiliki kebun anggur luas. Seseorang bernama Mahesa bekerja sebagai penjaga kebun disana sejak lama. Orang kaya ini sangat mempercayai Mahesa. Suatu hari, pemilik kebun ini memanggil Mahesa. Ia menyuruh Mahesa untuk mengambilkan satu kilo anggur yang manis untuknya. Mahesa segera masuk ke kebun anggur dan memetik beberapa anggur yang terlihat besar. Ia pun dengan cepat kembali dan memberikan anggur pesanan si Jutawan. “Terima kasih, kata si Jutawan. Namun, betapa terkejutnya ia ketika memakan anggur itu. Anggur itu rasanya sepat dan asam. “Anggur apa ini? Apa kau ingin mengerjaiku?” “Maafkan saya, Tuan. Saya benar-benar tidak bermaksud mengerjai, Tuan. Tapi sebenarnya, saya hanya tidak tahu mana anggur yang manis dan mana anggur yang sepat,” jawab Mahesa. “Apa? Lima tahun kau bekerja, tapi tidak tahu cara membedakan anggur yang manis dan yang asam?” kata si Jutawan semakin marah. “Maafkan saya sekali lagi, Tuan. Saya memang benar-benar tidak bisa membedakanny

Pertolongan Sang Tikus

Gambar
Suatu hari, Harimau berjalan-jalan di hutan. Ia melihat Ular sedang membelit tikus. Lilitan tubuh Ular sangat kuat, membuat Tikus tidak bisa melepaskan diri. Harimau yang kuat, tolonglah aku. Bantulah aku untuk lepas dari lilitan Ular,” kata si Tikus. “Bukankah hukum alam mengatakan jika yang kuat akan menang? Ular telah berhasil menangkapmu. Dia pastinya akan memakanmu,” jawab Harimau. “Jika mau membantuku, suatu hari nanti aku akan membantumu. Apa pun kesulitan yang kau dapatkan, aku akan membantu. Keluargaku sedang menungguku di rumah. Jika aku mati, mereka pasti akan sangat sedih,” kata si Tikus. Mendengar itu, harimau itu, Harimau merasa iba. Harimau lalu mendekati Ular. Ia meminta Ular agar melepaskan lilitannya pada Tikus. Karena takut, Ular melepaskan lilitannya. Tikus sangat lega dan berterima kasih sebanyak-banyaknya kepada Harimau. Setelah itu, si Tikus pulan dan menceritakan kebaikan si Harimau pada keluarganya. Suatu hari, Harimau berjalan-jalan di tengah hutan. Namun,

Si Kancil dan Buaya

Gambar
Suatu sore, Kancil jalan-jalan santai disebuah danau. Ia melihat pemandangan danau yang indah. Namun, tiba-tiba Buaya memegang kakinya. Ia terkejut dan langsung melihat ke arah Buaya. “Kena kau, Kancil! Sekarang aku mendapatkanmu. Aku tidak sabar ingin memakan dagingmu yang empuk dan lembut,” kata Buaya senang. Kancil merasa ketakutan, namun berusaha untuk tenang dan berpikir cara melepaskan diri dari si Buaya. “Wah, wah, kau terlihat sangat lapar, Buaya. Tubuhku yang kecil tidak akan cukup untuk dibagi-bagi bersama kawanmu. Bagaimana kalau aku menghitung jumlah kalian dulu? Agar aku bisa membagi dagingku dengan adil nanti. Dengan begitu, tidak akan ada perkelahian diantara kalian,” kata si Kancil. Si Buaya terlihat berpikir. “Idemu bagus, Kancil. Tapi, bagaimana kau menghitung kami?” “Nah, sekarang, kalian berbaris rapi. Aku akan melompat tubuh kalian dan menghitung satu per satu. Dengan begitu, kita dapat menghitung jumlah kalian,” kata Kancil. “Baiklah, Kancil. Tapi, jangan sekali-

Peri Pelindung

Gambar
Mary adalah seorang remaja yang tidak cantik. Tidak seperti teman-temannya yang kaya, Mary hanyalah anak seorang petani miskin. Ia tidak pernah memiliki baju bagus. Tidak ada yang mau berteman dengannya.  Mary merasa hidupnya tidak berarti. Ia sering menangis saat pulang sekolah. Saat itu, sang Ibu akan memeluk dan berusaha menenangkan Mary. Suatu hari, Mary tidak tahan dengan ulah jahil teman-temannya. Ia berlari meninggalkan kelas sambil menangis. Ia berlari kesebuah taman di depan laboratorium bahasa. Disana, ada sebuah pohon rindang dan air mancur kecil. “Sudahlah, jangan menangis lagi...” Sebuah suara lembut terdengar. Mary terkejut dan melihat sekeliling. Ada peri kecil terbang di depannya. “Siapa kamu?” tanya Mary. “Aku adalah peri pelindungmu. Apa yang kamu inginkan? Katakan kepadaku. Aku akan mengabulkan tiga permintaanmu,” ucap peri itu. Mary langsung menyeka air matanya dan merasa bersemangat. “Aku ingin menjadi kaya. Aku ingin menjadi pintar. Dan aku ingin menjadi cantik

Ular Emas

Gambar
Pada zaman dahulu, ada sebuah istana yang berdiri kokoh. Istana ini dipimpin oleh seorang Raja bernama Sulaiman. Ia memiliki seorang anak yang gagah dan tampan bernama Pangeran Laru. Sang Raja sangat menyayangi Pangeran Laru. Ia selalu memberikan apa yang diminta oleh Pangeran Laru. Suatu hari, Pangeran Laru meminta kepada Raja untuk diberikan emas dan kekayaan. Ia juga ingin menjadi Raja. Namun, karena usia sang Pangeran masih tujuh belas tahun, sang Raja menolah permintaan tersebut. Ia berjanji akan memberikan semua harta dan tahta saat Pangeran laru berusia dua puluh. Tahun berganti dengan cepat. Usia Pangeran Laru pun sudah dua puluh. Raja sangat senang dan menepati janjinya. Kini, Pangeran Laru pun resmi diangkat menjadi Raja. Sebelum Pangeran memimpin, ada satu hal yang dikatakan Raja Sulaiman. “Ada satu pantangan yang tidak boleh kau langgar. Janganlah kamu memakai cincin yang terletak di atas mejaku. Jika kau langgar, kau akan menerima akibatnya,” kata Raja Sulaiman. Tiga bula

Peri Air

Gambar
Sebuah kampung dengan tanah yang subur dihuni oleh ratusan keluarga. Namun, suatu hari kemarau panjang melanda. Sawah-sawah gagal panen karena tidak ada air untuk irigasi. Kebun-kebun juga tidak menghasilkan buah. Para penduduk sangat resah. Di pinggiran kampung, ada suatu sumur yang letaknya di belakang rumah seorang nenek. Si nenek hidup bersama cucu laki-lakinya. Sumur nenek ini airnya sangat sedikit. Saat itu, cucunya sedang sakit karena kurang minum. Si nenek pun menimba air sedikit demi sedikit untuk diberikan kepada cucunya. Lama-kelamaan tubuh si Nenek melemah. Untungnya, si cucu mulai membaik. Sekarang, gantian sang Cucu yang merawar si Nenek. Si Cucu merawat sang Nenek dengan penuh kasih sayang.  Suatu hari, datanglah peri cantik bersayap biru. Mereka terkejut. “Saya ingin memberikan ini,” kata si Peri sambil menyodorkan botol kecil berisi air. “Tuangkan semua airnya ke dalam sumur kalian.” Sesuai perintah si Peri, sang Cucu menuangkan isi botol ke dalam sumur. Tiba-tiba, s

Peri Penjaga Hutan

Gambar
Disuatu hutan lebat, tinggallah segerombolan peri penjaga hutan. Suatu hari, ada pembangunan proyek yang dilakukan oleh manusia. Banyak pohon hutan yang ditebang. Para peri penjaga hutan marah. Para peri segera berkumpul dan mengadakan musyawarah. “Kita tidak bisa membiarkan manusia menebang pohon-pohon di hutan ini lagi!” Peri hijau berbicara. Ia membangkitkan semangat peri-peri lainnya. Ia adalah pemimpin peri penjaga hutan. “Setuju! Tapi, apa yang harus kita lakukan?” tanya salah satu peri. “Kita harus memikirkan cara untuk membuat manusia sadar akan kelakuan buruk mereka. Kita harus membuat mereka jera untuk tidak mau menebang pohon lagi di hutan,” jawab Peri Hijau. “Aku punya ide!” Peri kuning tunjuk tangan. Semua melihat kepadanya. “Apa?” tanya para peri. “Pertama, kita peringatkan manusia untuk tidak menebang pohon lagi di hutan ini. Jika tidak mau, kita buat banjir berkepanjangan di desa. Agar mereka tahu apa dampak dari penebangn pohon yang mereka lakukan,” jelas Peri Kuning.

Putri Buruk Rupa dan Pangeran Tampan

Gambar
Disuatu gubuk kecil di tengah hutan, hiduplah seorang putri yang memiliki wajah sangat buruk. Wajahnya dipenuhi bintik-bintik merah besar dan hidungnya lebar. Matanya besar dan rambutnya gimbal. Ia tinggal seorang diri karena kedua orang tuanya sudah meninggal. Untuk menghabiskan waktu, ia sering bermain dengan para tikus, kelinci, rubah, dan hewan kecil lainnya. Sang Putri sebenarnya ingin pergi ke desa. Namun, saat warga desa melihatnya, mereka selalu mengusirnya. Mereka bilang ia adalah putri yang terkena kutukan dan harus menjauh dari desa. Jika tidak, penduduk desa akan terkena kutukan juga. Sautu hari, seorang pangeran berburu ke hutan. Ia mendapat perintah dari ayahnya untuk berburu seekor rusa karena akan ada pesta kerajaan. Pangeran pun masuk ke hutan bersama dua pengawalnya. Sebentar saja, mereka mendapatkan rusa yang mereka inginkan. Seekor rusa bertubuh gemuk dibidik oleh panah sang Pangeran. Panah itu melesat dan mengenai kaki rusa. Rusa itu kesakitan dan segera berlari ja